Puasa
Puasa, Shiyam atau Shaum menurut pengertian etimologi berarti ‘menahan’ (dari segala hal), baik untuk kebaikan atau kejalekan. Sedangkan dalam terminology fikih, puasa bermakna, “menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa, mulai dari keluarnya fajar Shadiq sampai terbenamnya matahari dengan cara-cara yang telah ditentukan.”
Semua agama samawi (Islam, Kristen dan Yahudi) pasti mempunyai syariat puasa, sekalipun dengan cara yang berbeda-beda. Hal ini tidaklah mengherankan betapa agung hikmah dan pembelajaran yang terdapat dalam puasa.
Puasa Ramadhan diwajibkan pada tanggal 10 bulan Sya’ban tahun ke-2 Hijriyah. Sebelum itu, umat islam diwajibkan melaksanakan puasa Asyura’, yakni berpuaa pada tanggal 10 bulan Muharram.
Menurut pendapat yang kuat, puasa Ramadhan hanya
diistimewakan kepada umat Muhammad saw. Sedangkan puasa yang disyariatkan
kepada umat terdahulu bukan puasa Ramadhan, tapi puasa yang lain.
Sunat-sunat Puasa
Beberapa hal yang disunatkan ketika berpuasa antara lain:
a.
Makan Sahur
Waktu kesunatan makan
sahur adalah mulai tengah malam. Hikmahnya untuk menjaga stamina tubuh (at-taqawwi)
agar tidak loyo dan tetap bersemangat dalam melakukan segala kegiatan, karena
hikmahnya seperti itu maka sunat mengakhirkan waktu santap sahur.
b.
Segera Berbuka (Ta’jil)
Hal ini disunatkan jika
telah betul-betul yaki bahwa waktu berbuka telah tiba dan tidak khawatir akan
ketinggal shalat berjamaah atau fadilahnya mengikuti takbiratul ihra
bersama imam.
Dalam ta’jil ini,
secara urut makanan yang disunatkan terlebih dahulu dikonsumsi adalah kurma,
air putih, dan makanan (yang manis-manis).
Ketika berbuka puasa
disunatkan membaca do’a:
أللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت ذهب الظمأ وابتلت
العروق وثبت الأجر ان شاء الله.
“Ya Allah, untuk-Mu
kami berpuasa dan atas anugerah-Mu kami berbuka, maka hilanglah dahaga ini,
basahlah urat-urat ini dan tetaplah pahala – bila Allah menghendaki.”
c.
Tidak mengumbar nafsu kesenangan
Pada esensinya, puasa
bukan hanya menahan dari makan atau minum. Lebih dari itu, puasa berarti
melatih jiwa untuk menahan diri dari segala nafsu secara total. Maka sangat
disayangkan bila seseorang menghindari makan dan minum, namun berusaha
memalingkan rasa laparnyadengan mengumbar kesenangan atau melakukan hal-hal
yang tidak berguna. Bila demikian, maka puasa tidak akan memberikan banyak
pembelajaran dan kemanfaatan yang berarti.
d.
Memperbanyak dzikir dan baca Alquran
Selain waktu puasa,
dzikir atau membaca Alquran sebenarnya juga disunatkan. Namun pada saat puasa,
aktivitas ini sangat dianjurkan agar lebih dipergiat lagi. Sebab ibadah yang
dilaksanakan saat bulan puasa nilai pahalanya berlipat-lipat.
e.
Memperbanyak sedekah
Di samping mempunyai nilai pahala
yang berlipat-lipat, sedekah pada bulan Ramadhan menjadi momen yang tepat untuk
memesrakan hubungan antar si kaya dan si miskin. Dalam satu hadis dijelaskan
bahwa kedermawanan Rasulullah saw pada bulan Ramadhan melebihi kedermawanannya
di bulan-bulan yang lain.
0 komentar:
Posting Komentar