Selasa, 24 Juli 2012

Idul Fitri, (Kisah dan Renungan)

Idul Fitri

‘Kembali ke Suci’

Setelah melewati bulan yang penuh rahmat dengan melaksanakan berbagai macam ibadah dan mengeluarkan zakat fitrah kita berarti kembali suci seperti bayi yang tidak punya dosa. Tidak salah jika Idul Fitri dianggap sebagai hari simbol kemenangan dalam memerangi hawa nafsu.


Idul fitri adalah hari yang penuh kebahagiaan. Rasulullah saw membahasakannya dengan ungkapan “Hari untuk makan-makan dan minum(yauma aklin wa syurbin). Bergembira bukan dalam arti bebas mengumbar kesenangan. Gembira dalam hari raya artinya mengekspresikannya dalam bentuk syukur secara konkrit dengan membantu kaum dlu’afa serta mengumandangkan takbir dan tahmid. Kita jangan lupa, dibalik hari kegembiraan itu pasti diantara saudara kita – walaupun di tempat yang jauh – ada yang tidak merasakan bahagianya hariraya.


Kisah dan Renungan

Di tengah kegembiraan suasana hari raya, Khalifah Umar bin Abd Aziz, menemukan seorang anak yang berpakaian lusuh duduk sendiri, tidak bergembira sebagaimana teman-temannya yang lain. Melihat pemandangan ini, Umar bin Abd. Aziz terenyuh sampai menangis. Ia mendekat kepada anak itu.

“Mengapa engkau menangis?” Tanya anak itu.

“Aku khawatir hatimu akan merana bila melihat teman-temanmu pada bergembira dan berbaju baru,” jawab khalifah.

Anak itu kemudian berkata, “Wahai Amirul Mu’minin, sesungguhnya hati yang merana adalah mereka yang tidak mendapat ridha orang tua dan menyakiti keduanya. Sedangkan saya hanya menginginkan keridhaan Allah dengan sebab keridhaanmu.”

Mendengar jawaban anak itu, Umar merasa haru dan merangkulnya serta mengecup kedua keningnya. Di kemudian hari anak itu menjadiorang yang sangat zuhud.

Cerita anak tadi hanya gambaran kecil bahwa di sekeliling kita banyak kelompok yang kurang beruntung dalam bentuk yang sangat beragam yang membutuhkan uluran tangan. Realitas yang terjadi sekarang, figure-figur seperti Khalifah Umar bin Abd. Aziz yang sangat peduli pada kaum yang lemah sudah semakin langka.

Dalam suasana gembira hari raya, ada kata-kata bijak yang patut kita renungi:

ليس العيد لمن لبس الجديد                انما العيد لمن طاعته تزيد
ليس العيد التجمل باللباس والمركوب            انما العيد لمن غفرت له الذنوب

“Hari raya bukanlah milik mereka yang berpenampilan serba baru, tapi untuk mereka yang selalu menambah ketaatannya.
Hari raya bukan pula milik mereka yang menghiasi diri dengan pakaian dan kendaraan bagus, namun adalah milik meraka yang diampuni dosanya.”



Dikutip dari Buku Menuju Puasa Paripurna (Puasa, Zakat dan Seputar Ramadhan)

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...