Minggu, 22 Juli 2012

Menuju Puasa Sesungguhnya

Menuju Puasa Sesungguhnya


Imam Ghazali menjelaskan, untuk mencapai tingkatan puasa para Nabi dan muqarrabin tidak butuh banyak teori, namun langsung pada tindakan aplikatif. Caranya, memusatkan konsentrasi secara total kepada Allah dan tidak menoleh sedikit pun terhadap dunia. Menurut Al-Ghazali, tingkatan seperti ini sulit untuk diraih. Ia lalu menyeru, minimal agar kita jangan sampai masuk pada ancaman dalam hadis Nabi saw:

كم من صائم ليس له من صيامه الا الجوع والعطش.

“Betapa banyak orang berpuasa yang hanya memperoleh rasa lapar dan haus.”

Untuk mencapai kesempurnaan puasa (tingkatan ini) setidaknya ada enam hal yang harus di lakukan:
Ø  Menundukkan penglihatan dari hal-hal yang diharamkan atau dimakruhkan juga terhadap pemandangan yang bisa melalaikan diri kepada Allah;
Ø  Menjaga mulut dari perkataan kotor, dusta, menggunjing, adu domba, fitnah, dan segala perkataan yang dilarang, berusaha untuk diam, menyibukkan diri dengan berzikir kepada Allah dan membaca Alquran;
Ø  Menjaga telinga dari mendengarkan hal-hal yang diharamkan. Sebab hal yang haram diucapkan juga haram didengarkan. Orang yang mendengarkan pergunjingan, dosanya sama dengan orang yang menggunjing;
Ø  Menjaga semua anggota tubuh dari segala perbuatan dosa, tangan tidak suka usil, kaki enggan melangkah ke tempat maksiat dan perut dijaga dari barang-barang haram;
Ø  Tidak banyak makan ketika berbuka. Apalah arti tidak makan seharian, jika pada saat berbuka ‘balas dendam’. Ingat, tidak ada perut yang paling di benci Allah dibanding perut yang selalu penuh dengan barang haram;
Ø  Menjaga hati agar selalu dalam keadaan mengharap (raja’) dan takut (khauf), apakah puasanya diterima atau ditolak. Demikian pula dalam ibadah-ibadah yang lain.


Sebuah Renungan

Apalah artinya berpuasa, jika jika seharian kita tidur sengaja menghindar dari merasakan lapar dan dahaga. Apalah arti berpuasa, jika sehrian menonton televisi dengan segala adegan yang membangkitkan syahwat. Apalah arti berpuasa, jika mulut terus mengobral dusta, fitnah, menggunjing, dan adu domba, mata terus jelalatan, telinga merasa rugi jika tidak mendengar gunjingan. Apalah artinya…

Ada sebuah kata-kata bijak:

كم من صائم مفطر ومفطر صائم.

“Banyak orang yang berpuasa, namun hakikatnya mereka tidaklah berpuasa. Banyak orang yang tidak berpuasa namun hakikatnya mereka berpuasa.”



Dikutip dari Buku Menuju Puasa Paripurna – Puasa, Zakat dan Seputar Ramadhan

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...